Jumat, 21 Oktober 2011

Pendidikan Agama Islam ( Tarbiyah )


.:: Bismillahirohmanirrohim ::.
Pendidikan Islam
Jepang sebagai salah satu negara maju di dunia adalah suatu contoh keberhasilan dari pendidikan generasi mudanya. Sejak kekalahan perang dunia kedua yang memporak poranda negaranya, telah terjadi perombakan sistem pendidikan sampai beberapa kali. Anggaran negara pun tidak sedikit mengalir untuk memperbaiki sistem pendidikannya. Hal ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk perbaikan negaramya. Dan saat ini terbukti hasilnya, Jepang menjadi negara paling maju di bidang teknologi dan mampu bersaing dengan negara-negara besar dari benua lain. Tetapi kemudian muncul permasalahan, saat ini terjadi kekerasan di kalangan pelajar yang tidak tanggung-tanggung kesadisannya seperti memenggal kepala adik kelasnya, menusuk gurunya, bunuh diri karena 'dipelonco' temen sekelasnya, dan lain-lain. Masalah ini sempat menjadi perbincangan nasional di negara sakura tersebut, terutama di kalangan pendidik. Mereka berusaha mengevaluasi kesalahan kurikulum yang disusunnya, mencari sebab musabab penyebab timbulnya kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar dan ternyata sampai sekarang masih belum terpecahkan. Apa yang salah dari kurikulum pendidikan negara termaju dibidang teknologi tersebut?.. Apakah pemecahannya?..
 
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan. Islam mempunyai pandangan tersendiri mengenai pendidikan. Konsep, tujuan, metode pendidikan semuanya berdasarkan nilai-nilai Islam. Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai cahaya penunjuk kegelapan manusia agar tidak tersesat jalannya di dunia, termasuk menelaah kebesaran ciptaan Allah yang terbukti secara logis dengan ilmu pengetahuan. Dan ulama-ulama Islam lah yang menemukan beberapa ilmu pengetahuan yang dapat disumbangkan bagi peradaban dunia hingga saat ini. Bagaimana konsep pendidikan Islam sehingga menghasilkan ulama-ulama berkualitas tinggi?... Apa yang menjadi pembeda sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan yang ada saat ini di negara-negara maju?...
 
Arti Tarbiyah

Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Menurut ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-yurobbii- yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.
Sedang arti tarbiyah secara istilah adalah:

1.      menyampaikan sesuatu untuk mencapai kesempurnaan, dimana bentuk penyampaiannya satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan tujuan pembentukannya.

2.      menentukan tujuan melalui persiapan sesuai dengan batas kemampuan untuk mencapai kesempurnaan.
3.      sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit oleh seorang pendidik.

4.      sesuatu yang dilakukan secara berkesinambungan, maksudnya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas tertentu, terhitung dari buaian sampai liang lahat.

5.      dijadikan sebagai tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan, yaitu untuk kemashlahatan ummat dengan asas mencapai keridhaan Allah SWT seperti tersirat dalam firman Allah:

"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, 'hendaklah kamu menjadi penyembahku, bukan penyembah Allah'. Akan tetapi(dia berkata),'hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya."(Al Imran:79)

 Pendidikan Islam

Tarbiyah/pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Toumy Al Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya, kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya dengan dilandasi oleh nilai-nilai Islam. Dari ungkapan tersebut jelas bahwa pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadi perubahan di dalam kehidupan pribadinya, sebagai makhluk individu dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar, yang kesemuanya mengacu kepada nilai-nilai Islam.
 
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada konsep penciptaan manusia dalam Islam, yaitu adanya fithrah atau potensi kebaikan sejak lahir. Manusia lahir membawa potensi percaya kepada Allah, cenderung kepada Al Haq, dan selalu ingin berbuat baik. Pendidikan Islam harus berusaha menggali dan mengembangkan potensi spiritual anak didiknya. Salah satu dasar pendidikan islam yang terpenting adalah konsep Tauhid. Konsep tauhid yang murni dan mutlak di bidang ketuhanan ini mempunyai aplikasi yang luas di dalam konsep kesatuan penciptaan dan eksistensi, kesatuan ilmu pengetahuan, kesatuan nilai kebajikan dan kesatuan kemanusiaan serta kesatuan sejarah. Konsekuensinya, didalam pendidikan Islam tidak mengenal dikotomi/pencabangan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Demikian pula tidak ada pemisahan antara nilai-nilai kebenaran dan kebajikan di dalam ilmu maupun penerapannya di dalam teknologi. Pendidikan Islam mengandung pengembangan "sense of meaning"/makna, sense of commitment"/istiqomah, "sense of purpose"/tujuan dan "sense of direction"/pengarahan. Dengan pengembangan makna dan komitmen pendidikan, maka seseorang akan termotivasi untuk berprestasi, mempunyai semangat mencipta, semangat menemukan, semangat berinovasi yang bersumber kepada semangat percobaan dan semangat kritis. Sedang dengan pengembangan tujuan dan pengarahan pendidikan, anak didik diharapkan tidak hanya mengikuti logika dalam mengembangkan ilmu dan teknologinya, sehingga tidak menyebabkan kerusakan alam karena penggalian sumber daya alam yang berlebihan, pencemaran lingkungan hidup, perlombaan senjata, ketidak-adilan sosial, ekonomi, pelanggaran hak asasi manusia, perkembangan budaya kekerasan, dan lain-lain. Jelas sekali hasil yang akan didapat dari pendidikan Islam, yaitu rahmatan lil alamin, penebar rahmat ke seluruh alam.
 
Pendidikan Islam bertujuan untuk membantu pertumbuhan yang seimbang dari keseluruhan kepribadian manusia melalui latihan, baik jiwa, akal, perasaan, indera jasmaniahnya. Ia harus mampu mendukung pertumbuhan manusia dalam seluruh aspeknya, baik spiritual, intelektual imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif dan mendorong semua aspek ini menuju kebaikan dan kesempurnaannya. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah merealisasikan kepasrahan yang total dan utuh kepada Allah pada tingkat individual, kelompok dan ummat. Untuk itu pendidikan Islam harus mampu mencapai dua hal yaitu:
1.      harus mendorong manusia untuk mengenal Robbnya sehingga mampu menyembahNya dengan penuh keyakinan akan ke-esa-anNya, menjalankan spritual yang diwajibkan dan mematuhi syari'at serta ketentuan-ketentuanNya.

2.      harus mampu mendorong manusia untuk memahami sunnatullah di alam raya ini, menyelidiki bumi dan isinya dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah diciptakan untuk melindungi iman dan menguatkan agamanya.
 
Tarbiyah Rasulullah

Pada hakikatnya, proses pendidikan berkaitan dengan empat unsur, yaitu guru (pendidik), murid (anak didik), materi pelajaran dan sistem pengajaran. Dalam mencapai tujuan pendidikan, pendidik dan anak didik merupakan dua unsur yang saling berkaitan. Keduanya harus dapat menjaga kode etik pendidikan agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan di lapangan. Penanggung jawab pertama pendidikan adalah orang tua, kemudian lembaga pendidikan dan negara.

Sebagai pendidik kita dapat meneladani metode pendidikan Rasulullah. Rasulullah sebagai pendidik selalu mendengarkan dengan seksama pertanyaan anak didiknya, memperkenankan anak didiknya untuk mengutarakan isi hatinya, memberikan perhatian penuh terhadap murid-murid yang baru, memilih tempat yang cocok untuk tempat belajar dan memilih waktu yang tepat untuk bertemu dengan para muridnya.
 
Ucapan Rasulullah sebagai pendidik selalu singkat dan padat, terkonsentrasi pada inti pembicaraan; tenang dan konsentrasi, yaitu memberikan kesempatan untuk mendengarkan sehingga akar pembicaraan menjadi kuat dan berfungsi mengurangi sifat lupa dan gugup; serta universal, yaitu bisa dipahami oleh orang awam dan orang terpelajar; kemudian diulang sebanyak tiga kali agar tertanam dalam jiwa dan perasaan anak didik.
Untuk mengkoreksi kekeliruan yang dilakukan oleh anak didiknya, Rasulullah menggunakan cara: teguran langsung, sindiran, pemutusan hubungan dari jamaah/kelompok,dan pemukulan.

Rasulullah mengoreksi dengan menegur langsung, yaitu pertama-tama dengan cara mempererat ikatan bathin dengan anak didiknya, dengan demikian pendidik dapat meluruskan kekeliruan anak didiknya melalui dialog terbuka dan diskusi. Peneguran dilakukan sebelum kekeliruan menjadi suatu kebiasaan yang berulang-ulang, dan harus dari sumber kesalahannya. Lalu teguran dilakukan dengan memakai panggilan yang baik, sehingga menyenangkan hati si anak didik, dan memberikan nasihat yang tepat dengan menyatukan hati si anak didik dengan penciptanya.

Pembetulan kesalahan dengan sindiran mempunyai manfaat untuk menjaga kredibilitas anak, meluruskan kekeliruan anak lain dan dapat memberiakn ketenangan diri kepada pendidik yang selanjutnya diteruskan dengan kesiapan pikiran dan mental dalam meluruskan kekeliruan anak didiknya.
 
Manfaat pengkoreksian dengan cara pemutusan hubungan dari jamaah adalah agar si anak didik dapat merasakan langsung akibat dari kesalahannya, merupakan pendidikan tidak langsung bagi anggota jamaah lain, memberikan gambaran akan pentingnya jamaah bagi individu dan merupakan lahan subur bagi kekuatan komitmen kepada jamaah.

Pendidikan dengan cara pemukulan tersirat dalam hadist:

"Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat dari usia tujuh tahun, dan pukullah mereka kalau enggan mengerjakan pada usia sepuluh tahun, serta pisahkan mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan) dari tempat tidur" (HR. Abu Daud dan Hakim)

Tapi bukan sembarang pukul, ada kode etiknya, diantaranya:
1.      dilakukan jika seluruh sarana peringatan dan ancaman tidak dihiraukan lagi .
2.      tidak dilakukan dalam keadaan marah .
3.      tidak dilakukan pada tempat-tempat yang berbahaya, seperti kepala, dada, perut atau muka .
4.      tidak terlalu keras dan tidak menyakitkan, dengan sasaran kedua tangan dan kaki dengan menggunakan alat pukul yang tidak keras, serta jumlah tidak lebih dari tiga untuk anak belum baligh dan dibawah sepuluh kecuali pelanggaran maksiat.
5.      memberi kesempatan bertaubat untuk kesalahan yang dilakukan pertama kali
6.      tidak diwakiljan, harus dilakukan oleh pendidik sendiri untuk menghindari kedengkian dan perselisihan.
7.      dilakukan langsung pada waktu si anak didik melakukan kesalahan.
8.      mencari pemecahan lain jika cara pemukulan tidak membuahkan hasil.
Kriteria pemukulan:

1. tidak boleh berpusat.

2. dianjurkan pukulan yang kedua harus lebih ringan dari pukulan pertama

Walaupun skala dakwah yang diemban Rasulullah SAW begitu besar, beliau senantiasa menyempatkan waktu guna mendidik anak-anak kaum muslim. Kesempatan yang singkat itu tetap menjadi sarana tarbiyah. Metode Rasulullah dalam mendidik anak adalah meluangkan waktu bermain-main dengan anak-anak sehingga terbina hubungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik, baik hubungan bathin maupun intelektual, yang akan menambahkan kecintaan anak kepada pendidik; praktik langsung shalat di hadapan dua indera yang sensitif yaitu mata dan telinga sehingga dapat menanamkan pemahaman teladan di dalam urusan ibadah; memanggil anak kecil dengan sebutan yang mengangkat perasaan anak sehingga merasa dianggap sebagai orang dewasa; ucapan sesuai dengan jiwa anak, mudah artinya dan jelas sehingga mudah dipahami, mudah diafalkan, mudah diucapkan dan pendek; menurunkan intelektualitas ke tingkat pemahaman anak sehingga dapat membuahkan optimisme pada diri anak; praktik langsung amal perbuatan sehingga dapat diamati dan dipandang langsung oleh anak-anak. Sangat perlu kita munculkan dan tanamkan dalam jiwa dan pribadi anak-anak kita kecintaan yang besar terhadap sosok pribadi pilihan Rabb semesta alam, sehingga anak-anak kita berakhlak seperti Rasulullah SAW. Juga kita terapkan bahwa segala aktivitas yang kita jalankan semata-mata karena mengharapkan keridhaan Allah dan rasul-Nya. Kita perlu mencontoh tarbiyah yang Rasulullah lakukan sehingga dapat mencetak generasi terbaik sebagai pengemban amanah di muka bumi.
 
Hasil Pendidikan

Hasil dari metode pendidikan Rasulullah adalah terciptanya generasi sahabat dan salafus shaleh yang berakhlak tinggi dan mulia seperti Rasulullah, kemajuan peradaban manusia dan ilmu pengetahuan. Bisa kita bandingkan dengan hasil dari pendidikan jaman sekarang. Terlihat kepincangan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan peradaban sebagai buah hasil akhlak manusia. Di satu sisi ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, seperti sekarang manusia sudah dapat terbang ke luar angkasa, pencangkokan organ tubuh manusia sudah banyak, komputerisasi berkembang pesat sehingga arus informasi internasional dengan mudah dapat diakses dalam hitungan menit, dan masih banyak lagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat memudahkan kehidupan manusia. Tapi disisi lain, terjadi pembuatan nuklir yang dapat menimbulkan cacat seumur hidup bagi yang menyerap radiasinya, pencangkokan gen atau 'kloning' sehingga manusia menjadi sombong karena merasa dapat menciptakan, kerusakan lingkungan karena penggalian sumber daya alam yang berlebihan, adanya bank-bank sperma sehingga seorang ibu dapat melahirkan tanpa seorang suami dan yang sangat memprihatinkan adalah perkembangan peradaban materialistis dari manusia, sehingga terjadi persaingan tidak sehat yang menghalalkan segala cara, seperti kejadian kekerasan pelajar sekolah menengah pertama di Jepang. Akibat dari orientasi materialis, seorang pelajar jepang dapat menusuk gurunya tanpa rasa berdosa dikarenakan tekanan yang sudah tidak dapat ditahannya lagi. Atau bunuh diri hanya karena di 'pelonco' oleh temen sekelasnya atau karena adanya tekanan dari orang tua atau gurunya supaya harus masuk sekolah favorit. Jelas disini terlihat efek negatif pendidikan yang tidak memadukan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Tujuan pendidikan hanya untuk mendapatkan kenikmatan dunia, tanpa menghiraukan misi penciptaannya sebagai hamba dari penciptanya. Kemashlahatan ummat tidak dihiraukan, masing-masing mengejar kepentingan pribadi. Sangat berbeda dengan pendidikan Islam yang tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan kepasrahan total kepada penciptanya, dengan berusaha menciptakan hubungan yang harmonis dengan penciptanya, dan hubungan dengan sesama warga alam raya sehingga tercipta kesejahteraan di antara sesama penghuni dunia, juga tercipta suasana aman, damai dan sentosa. Ilmu dunia adalah bagian dari Ilmu agama dan tidak terpisahkan sebagaimana kesatuan kehidupan dunia-akhirat, yang merupakan konsekwensi dari konsep Tauhid pendidikan Islam. Akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah merupakan hasil nyata dari pendidikan Islam. Dengan perilaku yang mulia dapat tercipta peradaban yang mulia pula sehingga tercipta kesejahteraan dunia dan akhirat. Jelas lah, bahwa solusi untuk mengatasi kemunduran peradaban manusia adalah dengan menggunakan sistem pendidikan yang Islami. Karena memang sifat dari Islam sebagai dien/agama yang sempurna dan diturunkan oleh Allah SWT sesuai dengan kebutuhan manusia. (WR)

sumber:
 
1. Najib Khalid Al 'Amir, Tarbiyah Rasulullah, GIP Jakarta 1994
2. Nurul Fikri, Urgensi Pendidikan Islam Terpadu, Jakarta 1992 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan corat-coret but jangan spam yak....

Laman

Labels